sampah organik
      Salah satu bentuk pola hidup hijau yang dapat kita lakukakan adalah dengan mengelola sampah organik rumah tangga dengan membuatnya menjadi kompos. Pembuatannya tidak terlalu rumit, tidak memerlukan tempat yang luas dan tidak memerlukan banyak peralatan dan biaya. Yang perlu dipersiapkan hanya persiapan pendahuluan. Bila prosesnya sudah berjalan dan sudah menjadi rutin maka itu tidak merepotkan. Selain dapat mengurangi masalah sampah, kompos yang dihasilkan juga dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sendiri.
   
       Di rumah, di ruang keluarga, kamar makan dan di dapur disediakan 2 tempat sampah yang berbeda warna. Yang satu untuk sampah organik dan yang satunya untuk sampah anorganik/nonorganik. Sampah yang digunakan untuk membuat pupuk kompos adalah sampah organik, sementara samapah nonorganik seperti plastik dan logam bisa dijadikan kompos.
     Untuk membuat kompos diperlukan bak plastik atau drum bekas. Bagian dasar wadah dilubangi untuk membuang kelebihan air. Untuk menjaga kelembaban, bagian atas ditutup dengan karung goni atau anyaman bambu. Dasar bak pengomposan dapt berupa atau paving block sehingga kelebihan air dapat merembes ke bawah. Bak pengomposan tidak boleh kehujanan, harus ditaruh di bawah atap.

Gambar Sampah


     Cara pembuatan:
1. siapkan sejumlah sampah organik rumah tangga seperti sisa buah-buahan, daun, sisa sayuran dan lain sebagainya.
2. Tambahkan 1 bagian kompos lama atau lapisan tanah atas(top soil) dan diaduk sampai rata. Tanah atau kompos ini mengandung mikrobia aktif yang akan berkerja mengolah sampah menjadi kompos. Jika ada kotoran ternak (ayam atau sapi) juga dapat dicampurkan. Pembuatan dapat dilakukan sekaligus atau selpis demi lapis, misalnya  setiap 2 hari ditambahkan sampah baru dan setiap 7 hari campuran harus diaduk.
3. Pengomposan selesai jika campuran telah menjadi kehitaman dan tidak berbau sampah. Pada minggu ke 1 dan 2 mikroba telah mulai bekerja menguraikan bahan kompos sehingga suhu naik hingga 400 C. Pada minggu ke 5 dan ke 6 suhu akan menurun dan menjadi normal. Kompos sudah siap digunakan.
4. Jika perlu kompos dapat diayak untuk memisahkan bagian yang kasar. Kompos kasar ini bisa dicampurkan ke dalam bak pengomposan sebagai aktivator.

   
Pupuk Telah Jadi
     Keberhasilan pengomposan terletak pada bagaimana kita dapat mengendalikan suhu, kelembaban dan oksigen, agar mikroba tidak memperoleh lingkungan yang optimal untuk berkembang biak, yaitu makanan yang cukup  (bahan organik) , kelembaban (30-50%) dan udara segar (oksigen) untuk dapat bernapas.
   



     
     Sampah organik sebaiknya dicacah menjadi potongan kecil. Untuk mempercepat pengomposan maka dapat ditambahkan bio-aktivator berupa larutan effective microorganisme ( EM) atau EM-4 yang dapt dibeli ditoko pertanian.